Selasa, 28 Juli 2009

Andai Ini Ramadhan Terakhir..

Andai ini yang terakhir..

wahai dikau…renunglah engkau akan nasib diri
wahai kalbu…sedarkah engkau akan gerak hati
wahai akal…terfikirkah engkau akan apa yang bakal terjadi

andai ini merupakan Ramadhan yang terakhir kali buatmu
sekujur jasad yang bakal berlalu pergi
tatkala usia bernoktah di penghujung kehidupan duniawi
pabila tiba saat tepat seperti yang dijanji Ilahi
kematian…adalah sesuatu yang pasti

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu siangnya engkau sibuk berzikir
biarpun anak tekak kering kehausan air
tentu engkau tak akan jemu melagukan syair rindu
mendayu..merayu…kepada-NYA Tuhan yang satu

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu solatmu kau kerjakan di awal waktu
solat yang dikerjai…
sungguh khusyuk lagi tawadhu’
tubuh, minda, dan qalbu…
bersatu memperhamba diri
mengadap Rabbul Jalil…
menangisi kecurangan janji

“innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil ‘alamin”

[sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku… kuserahkan
hanya kepada Allah Tuhan seru sekelian alam]

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tidak akan kau persiakan walau sesaat yang berlalu
setiap masa tak akan dipersia begitu saja
di setiap kesempatan juga masa yang terluang
alunan Al-Quran bakal kau dendang…bakal kau syairkan

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu malammu engkau sibukkan dengan pesta-pestaan
berterawih…berqiamullail…bertahajjud…
mengadu…merintih…meminta belas kasih

“sesungguhnya aku tidak layak untuk ke syurga-MU tapi…aku juga
tidak sanggup untuk ke neraka-MU”

oleh itu duhai Ilahi…
kasihanilah daku hamba-MU ini

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu dirimu tak akan melupai mereka yang tersayang
ayuh ke mari kita meriahkan Ramadhan
kita buru…kita cari…suatu malam idaman
yang lebih berkat dari seribu bulan

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu engkau bakal bersedia batin dan zahir
mempersiap diri…rohani dan jasmani
menanti-nanti jemputan Izrail
di kiri dan kanan …lorong-lorong redha Ar-Rahman

duhai Ilahi….
andai ini Ramadhan terakhir buat kami
jadikanlah ia Ramadhan paling bererti…paling berseri…
menerangi kegelapan hati-hati kami
menyuluhi diri ke jalan menuju redha serta kasih sayang mu Ya Ilahi…
semoga bakal mewarnai kehidupan kami di sana nanti (adt.k)
readmore »»  

Jumat, 24 Juli 2009

MILITANSI

“Ketahuilah bahwa Islam hadir dengan system yang sederhana. Amalan-amalan yang mesti dipikul adalah amalan-amalan yang mudah. Hingga jika kasat hati melihat Islam menjadi sulit, tanyakan pada diri sendiri, sebaik apa persiapan menjadi tentara Allah?
Jangan sampai sekedar pengakuan bertepuk sebelah tangan. Kemampuan bertahan dalam konteks lingkungan dakwah yang lemah membutuhkan sebuah isyarat, yaitu MILITANSI!!!
Sikap teguh terhadap keyakinan dan kesiapan berkorban untuk menunaikannya. Saatnya qt menjawab tantangan zaman. Akankah qt bermuara kesuksesan dan dihimpun dalam barisan generasi perkasa sebelumnya, ataukah qt tersisih dari garis sejarah yang lain.”
(Ust. Rahmad Abdullah)
readmore »»  

Rabu, 15 Juli 2009

Perkenankan Aku Mencintai-Mu Semampuku ~

Ya Allah...

Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu.
Kajian demi kajian manhaji kupelajari,
untaian demi untaian nasehat para ustadz kuresapi.
Tentang cinta para Nabi, tentang kasih para sahabat,
tentang mahabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada.
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam,
kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang mengawang di awan.

Tapi Robbi…

Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu,
tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu,
aku makin merasakan gelisahku membadai
dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang.
Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim, Illahi Rabbii...

perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku.
Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku.
Dengan segala kelemahanku.

Ilaahi...

Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan kesabaran menanggung derita.
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa.
Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu
melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu,
atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.

Robbii...

Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar,
yang menyedekahkan seluruh hartanya
dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu
bagi diri dan keluarganya.

Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo hartanya demi jihad.
Atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu.
Ijinkan aku mencintai-Mu,melalui 100-500 perak yang terulur
pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan
di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makananyang terkirim ke handai taulan.

Illahi...

Aku tak sanggup mencintai-Mu
dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat nabi-Mu,
hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya.
Karena itu Ya Allah,
perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu,
dalam shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang
ke berbagai permasalahan dunia.

Robbi...

aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih
atau bagai para hafidz dan hafidzah yang membaktikan
seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu
dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
melalui satu - dua rakaat sholat lailku,
atau sekedar sunnah nafilahku,
selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa Rahiim...

aku tak sanggup mencintai-Mu semisal para syuhada,
yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu.
Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu
dengan mempersembahkan sedikit bakti
dan pengorbanan untuk dakwah-Mu,
dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim...

aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya,
ijinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku,
membawa mereka pada nikmatnya hidayah
dalam naungan Islam, manisnya iman dan ketabahan.
Dengan mencintai sahabat-sahabatku,
mengajak mereka untuk lebih mengenal-Mu,
dengan mencintai manusia dan alam semesta.
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku, Yaa Allah.
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.

Amin...
( 29 Agustus 2003, A Poem By Azimah Rahayu )



readmore »»  

Rabu, 01 Juli 2009

Tiada Kata Malas Berolahraga Dalam Liburan

Jika saat ini kita berbicara tentang olahraga, barangkali momen olahraga bola-lah yang paling dinanti-nantikan para maniak olahraga Indonesia. Apalagi kali ini sangat berbeda daripada biasanya, negeri ini akan dikunjungi tim sepak bola favorit Inggris yang notabene-nya kita juluki mereka dengan nama the red devil. Siapakah mereka? Siapa lagi kalau bukan Manchaster United. Rasanya hampir setiap hari sudah kita melihat para bintang-bintang tim mereka mewarnai saluran pertelevisian kita dalam iklan salah satu vendor GSM ternama di Indonesia. Namun sayang, jika kita mau meneruskan obrolan antara tim Indonesia dan tim Manchaster United, rasanya tidak akan cukup untuk kita bahas disini.

Memang tak ada habisnya berita olahraga ini untuk diperbincangkan. Mulai dari intrik olahraganya hingga orang-orang yang bermain didalamnya menjadi suatu topik tersendiri yang tak kunjung bosan untuk terus diberitakan. Kini, mari kita menelisik lebih dalam tentang pentingnya olahraga itu sendiri. Pentingkah kita berolahraga? Apalagi jika dikaitkan dengan status kita sebagai sebagai seorang mahasiswa, yang akrab dengan jadwal yang sangat padat, mulai dari belajar hingga beraktivitas didalam dan diluar kampus. Sekali lagi, pentingkah kita berolahraga? Rasanya semua kegiatan tadi tidak akan bisa terlaksana secara optimal jika kita tidak berada pada stamina prima kita. Stamina yang prima tidak hanya bisa dapatkan dari pola makan yang kita jaga, namun diperlukan juga olahraga yang teratur.

Didalam sebuah hadits rasulullah telah disebutkan bahwa ada dua kenikmatan yang sering terlenakan oleh manusia. Dua kenikmatan itu adalah kesehatan dan waktu luang. Ya benar, Islam sangat memandang penting mengenai kesehatan sebagaimana rasul telah menjelaskannya pada hadits diatas. Kesehatan akan menentukan primanya stamina seseorang dalam melakukan suatu hal. Jika dalam situasi normal, ada seseorang yang cepat sekali lelah melakukan pekerjaannya, maka kesehatannya perlu dipertanyakan. Apalagi sebagai seorang mahasiswa, terkadang kita terlalu kebablasan untuk belajar jika menjelang ujian tanpa memperhatikan lagi bagaimana kondisi fisik kita. Akhirnya kelelahan demi kelelahan itu berakumulasi menjadi sebuah hal yang biasa kita sebut dengan penyakit. Entah itu berupa pusing, kelelahan, sampai demam.

Berkaitan dengan liburan, mungkin telah banyak artikel menarik yang isinya menjelaskan tentang bagaimana cara mengisi waktu tersebut. Ada artikel yang menyarankan kita untuk menambah kegiatan sosial kepada masyarakat, ada artikel yang menyarankan agar momentum liburan ini kita manfaatkan untuk berbakti kepada orang tua, ada artikel yang menyarankan kita untuk menambah softskill kita dibidang lainnya, dan masih banyak lagi artikel yang berisi saran-saran hal apa saja yang bisa kita lakukan saat liburan itu. Pada artikel kali ini, mari kita sedikit membahas sesuatu yang lebih mendasar lagi, suatu hal yang sangat kita perlukan sebelum melakukan hal-hal yang kita rencanakan pada liburan tersebut, yaitu tentang olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh kita sendiri.

Seorang pemerhati masalah pendidikan dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Dr Rahmiana Zein, mengatakan libur yang cukup banyak, dikhawatirkan dapat memicu generasi muda menjadi orang yang pemalas. Jika tadi kita berbicara tentang kesibukan, tampaknya berbicara tentang liburan ini pun bisa menyebabkan penyakit bagi tubuh kita. Liburan tidak menjadi masalah ketika kita memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan produktif. Namun liburan akan menjadi masalah ketika kita tidak dapat memanfaatkannya dengan baik, sehingga kita cenderung untuk bermalas-malasan misalnya didepan komputer seharian untuk ber-social networking dengan kawan-kawan kita, tidur-tiduran dikamar kita, dan melakukan kegiatan-kegiatan tidak efektif lainnya yang tidak membuat tubuh kita melakukan metabolisme sebagaimana kita seharusnya pada saat beraktivitas normal.

Nabi Muhammad SAW pernah berkata bahwa “Muslim Kuat lebih dicintai Allah dibandingkan muslim yang lemah”. Pengertian Muslim yang kuat tentu multi-perspektif. Bukan hanya segi ruhani, namun juga dari fisik. Fisik yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada muslim yang mempunyai fisik yang lemah. Belumkah cukup kisah rasulullah yang berhasil mengalahkan seorang pegulat terkenal tanah arab untuk menjadikan dirinya masuk kedalam agama Islam? Ataukah kisah rasul yang menjadi seorang kepala negara disiang hari seperti seekor singa dan beribadah penuh kepada Allah seperti rahib malam harinya. Belum lagi kisah kegagahan para sahabatnya dalam perang yang mampu merubuhkan musuh-musuhnya dengan tebasan pedangnya. Bagaimana mungkin mereka melakukan semua hal itu tanpa ada fisik yang kuat dan iman yang sangat mendalam didalam hidupnya. Kontribusi mereka besar karena fisik yang mereka punya pun kuat.

Fisik yang kuat akan menunjang kita untuk dapat melakukan lebih banyak amal. Dengan fisik yang kuat, kita bisa melakukan kontribusi lebih untuk masyarakat sekitar kita selagi liburan panjang ini. Bagaimanakah cara membuat program olahraga untuk mahasiswa itu. Kuncinya adalah lakukan olahraga yang kita sukai dengan konsisten. Bisa dengan lari pagi, berenang, ataupun olahraga lainnya yang kita senangi. Menurut para ahli, olahraga yang paling baik itu minimal dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Buatlah program olahraga dengan teratur, dengan demikian liburan ini tetap menjadi momentum prima kita untuk melakukan banyak amal kebaikan. Tiada kata malas berolahraga dalam liburan. Selamat berolahraga dan terus bersemangat menambah amal kebaikan kita semua. Tiada kerja keras dapat terlaksana tanpa adanya fisik yang kuat.[]

taekwondo

~ oleh ryanalfiannoor di/pada Juni 28, 2009.



readmore »»