Jumat, 15 Januari 2010

Ya Allah.....

Bagaimana kabar keimananmu?
Bagaimana kabar keimananmu hari ini?
Pertanyaan yang singkat namun jawabannya yg tahu hanyalah pada diri kita sendiri. Jika saya bilang, keimanan kita sama dgn keadaan ruhiyah kita. Suatu hubungan privacy kita pada Allah. Selalu terisi ataukah kering? Ehm,... sedih banget ketika diri ini mengalami kekeringan dalam diri. Na'udzubillah, tsumma na'udzubillah... Yg ada hanyalah kemalasan dalam melakukan segala hal dan yg paling membahayakan adalah merasa suatu keputus asaan ( semoga ini tidak boleh terjadi lagi!!!)
Dirasakan atau tidak, keadaan ruhiyah kita sangat mempengaruhi segala aktivitas sehari-hari. Kekuatan ruhiyah itu sangat besar. MasyaAllahu!! Seorang ukhti pernah berkata padaku, " dek, kelelahan jasmani tidak akan pernah terasa jika keadaan ruhiyah kita selalu terisi. Imbangilah aktivitas dunia kita dgn pengisian ruhiyah pada diri kita."
Ingatkah kita, pertanyaan pertama yg Rosul ajukan kepada para sahabat-sahabatnya ketika akan memulai perang?? "Apakah semalam kalian melaksanakan tahajud?" Terlihat sekali bahwa Rosul lebih mementingkan masalah ruhiyah dalam beraktifitas.

Gimana semalam QL- nya, ukh?
Dah sampai mana nih tilawahnya?
Sebulan berapa kali shaum sunnahnya?
Al ma'tsuratnya gak ketinggalan kan?
Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain.... yang sudah harus terekam pada diri sendiri, tanpa harus ada yang mengingatkannya lagi.

Dan renungkanlah ini...........
Hari ini entah kenapa ibadah dan amal salih sepertinya enggan bersahabat denganku. Saat kutanyakan, kenapa? Keduanya menjawab: " Karena kami tidak menemukan guratan rindu akherat di wajahmu"
Jazakillah khair untuk seorang ukhti yang selalu mengingatkan diriku, dan yang selalu memberi motivasi padaku...
readmore »»  

Pribadi Muslim

Bismillahirrahmaanirrahiim..
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih).
Salimul aqidah merupakan sesuatu yg harus ada pada setiap muslim. Dgn aqidah yg bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yg kuat kepada Allah SWT. Dgn ikatan yg kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dgn kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yg artinya: .
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam" (QS. 6:162). .
Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar).
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yg penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: . "Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat". Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kpd sunnah Rasul SAW yg berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh).
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yg harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dgn makhluk-makhluk-Nya. Dgn akhlak yg mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yg mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yg agung shg diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an. .Allah berfirman yg artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. 68:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani).
• Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yg harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh shg dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dgn fisiknya yg kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yg harus dilaksanakan dgn fisik yg sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. .
• Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sbg sesuatu yg wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yg penting, maka Rasulullah SAW bersabda yg artinya: "Mukmin yg kuat lebih aku cintai daripada mukmin yg lemah (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir).
• Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yg juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adl fatonah (cerdas). Al Qur'an juga banyak mengungkap ayat-ayat yg merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yg artinya: "Mereka bertanya kepadamu ttg khamar dan judi. Katakanlah: " pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yg mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yg lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS 2:219) .
• Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yg harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dgn aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yg luas. .Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. .
• Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yg artinya: Katakanlah: "samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?"', sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39:9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu).
• Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yg harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yg baik dan yg buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yg baik dan menghindari yg buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dlm melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yg ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yg artinya: "Tidak beriman seseorang dari kamu shg ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yg aku bawa (ajaran Islam)" (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu).
• Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yg begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dgn menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. .
• Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yg sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yg 24 jam itu, ada manusia yg beruntung dan tak sedikit manusia yg rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yg menyatakan: "Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu". Waktu merupakan sesuatu yg cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. .
• Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan).
• Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. .
• Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yg mesti mendapat perhatian serius dlm penunaian tugas-tugas.
9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha mandiri).
• Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yg harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yg amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yg telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yg baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur'an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yg sangat tinggi. .
• Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi org lain).
• Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik shg dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yg baik dlm masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yg artinya: "Sebaik-baik manusia adl yg paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir). .
• Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur'an dan sunnah. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing
readmore »»